CO.CC:Free Domain

Selasa, 24 Juni 2008

Jalan Kembali Rusak

Kualitas Perbaikannya Tidak Optimal untuk Kendaraan Berat

Sumber: Kompas, Selasa, 24 Juni 2008 01:55 WIB

Jakarta, Kompas - Kerusakan jalan di beberapa tempat di Jakarta tetap saja terjadi. Padahal dalam periode Januari-Mei 2008 semua jalan rusak sudah berkali-kali diperbaiki, tetapi kini rusak lagi karena perbaikan tidak dilakukan secara optimal dan hanya bersifat tambal sulam.
Pemantauan yang dilakukan pada hari Senin (23/6) terlihat ruas jalan rusak ditemukan di Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat. Akan tetapi, kerusakan terparah terlihat di banyak tempat di Jakarta Utara dan Jakarta Timur.

Kerusakan parah terlihat di Jalan Kramat Jaya, Jakarta Utara, yakni antara Islamic Center hingga Pasar Tugu, dan Ramayana. ”Jalan rusak ini sudah pernah diperbaiki, tetapi saat ini sudah rusak parah lagi,” kata Agus (35) dan Tono (30), tukang ojek di depan Pasar Tugu.
Jalan berlubang sedalam 20-30 sentimeter dengan lebar mencapai 1 meter tersebar di sepanjang ruas jalan rusak itu.

”Waktu hujan yang lalu, jalan berubah jadi kubangan. Sudah ada tiga orang yang tewas akibat kecelakaan di jalan ini,” kata Ali D (39), pemilik bengkel mobil di tepi jalan itu.
Dia mengatakan, sudah keterlaluan jika pemerintah tidak segera memperbaiki jalan itu. Di Kramat Jaya ada rumah sakit, tiga pasar tradisional, satu pasar modern, kantor bank, dan satu lagi mal sedang dibangun. ”Infrastruktur jalannya malah tidak diperbaiki,” kata Ali.

Badan jalan yang hancur juga terlihat di sepanjang 500 meter ruas Jalan Raya Cilincing, antara simpang Tanah Merdeka hingga Jalan Baru, Kalibaru. Sepanjang jalan itu ada 30 lubang sedalam 10-25 cm dengan lebar bisa mencapai 80 cm.

Ismail (42), sopir Metromini U23, trayek Cilincing-Tanjung Priok, bersama sopir lain secara sukarela menutupi lubang-lubang jalan dengan batu, kerikil, dan puing bangunan. Mereka sepakat, baik sopir Metromini U23 maupun Mikrolet KWK 02 mengumpulkan uang Rp 5.000 buat membeli material tersebut.

Mahmud (34), warga RW 03 Semper Timur, Cilincing, mengatakan, akibat jalan rusak, banyak kendaraan rusak. ”Kalau lubang tidak ditutupi, kami bisa tekor setiap hari. Seharusnya kalau jalan lancar bisa 10 rit per hari, kini malah hanya bisa enam rit per hari,” tutur Mahmud, yang juga sopir Mikrolet KWK 02.

Berkirim surat

Lurah Semper Timur, Cilincing, Imawan Wahyudi sudah mengirim surat dan pemberitahuan kepada instansi terkait soal kerusakan jalan itu. Warganya sudah berswadaya menutup lubang, tetapi tetap rusak karena jalan itu merupakan jalur alternatif angkutan peti kemas, truk tanah, dan angkutan berat lainnya.

Kepala Unit Lalu Lintas Polsek Metro Cilincing Inspektur Satu Norin menjelaskan, jalan rusak itu sangat berbahaya bagi pelintas, terutama pengendara sepeda motor dan mobil kecil. Setiap hari pihaknya menempatkan dua petugas untuk mengatur arus lalu lintas di jalan tersebut.
Jalan Raya Yos Sudarso, misalnya, antara Markas Polres Metro Jakarta Utara dan Kantor Wali Kota Jakarta Utara dengan kawasan Plumpang, sudah mulai rusak dan berlubang. Selama Januari hingga Mei, ada empat kali perbaikan di ruas sepanjang 800 meter itu. Pekerjaan perbaikan itu berupa penambalan dan pelapisan ulang dengan aspal.

Jalan rusak juga terlihat di sekitar Cawang dan Rawasari, Jakarta Timur. Di Cawang, lapisan aspal terkelupas dan badan jalan mulai berlubang. Kondisi yang sama terlihat di Palmerah Utara sejak persimpangan Slipi, Jakarta Barat. Jalan kembali bergelombang dan aspalnya tergerus.

Direktur Eksekutif Masyarakat Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Legislatif Sugianto mengungkap beberapa faktor pemicu kerusakan jalan. Namun, ada dua faktor dominan, yakni pekerjaan proyek dilakukan asal jadi atau tidak sesuai bestek. Hal lain adalah karena pekerjaan dilakukan pada musim hujan. ”Faktor terakhir ini bersifat temporer saja,” katanya.

Kata Sugianto, banyak ruas jalan di Jakarta Utara, misalnya, tidak sesuai lagi dengan kebutuhan saat ini. Ada ribuan kendaraan berat seperti trailer dan tronton terpaksa melewati jalankecil karena jalan utama sudah padat. Jalan jadi cepat rusak.

Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Jakarta Utara Teguh Wardoyo mengatakan, pihaknya memang sedang menyelidiki pekerjaan jalan yang tidak sesuai bestek, yang ada potensi hilangnya uang negara. (CAL)

Tidak ada komentar: